ALT_IMG

رمضان

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.. Saudara-saudara muslim. Kini telah terbit - Kumpulan Artikel Seputar Ramadhan Silahkan dilihat...

ALT_IMG

Boleh Jadi Ini Ramadhan Terakhir Kita

Tak dapat dipungkiri, jika seseorang mengunjungi suatu tempat atau bertemu seseorang dan merasa bahwa ia takkan bertemu lagi dengan orang itu atau tidak kembali ke tempat itu, maka ia akan bersemangat memanfaatkan keberadaannya di tempat itu. Ia akan memaksimalkan pertemuan tersebut Readmore..

Alt img

DUA MANUSIA Dalam Menyambut Ramadhan

Edisi kali ini mengangkat dua golongan manusia menjelang kedatangan Ramadhan. Readmore...

ALT_IMG

Perindu-Perindu Ramadhan

Apabila benar Anda rindu, Anda akan mencium bau Ramadhan dari jauh, seperti Ya'qub 'Alaihissalam mencium bau Yusuf 'Alaihissalam karena kerinduan yang menggelora pada puteranya itu. Readmore...

ALT_IMG

Berbenah Diri Menyambut Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan dan keberkahan, padanya dilipatgandakan amal-amal kebaikan, disyariatkan amal-amal ibadah yang agung, di buka pintu-pintu surga dan di tutup pintu-pintu neraka. Oleh karena itu, bulan ini merupakan kesempatan berharga yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang beriman kepada Allah Ta’ala dan ingin meraih ridha-Nya. Readmore...

ALT_IMG

Syarat dan Rukun Puasa

Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah ta’ala. Saat ini kami akan menyajikan ke tengah-tengah pembaca mengenai syarat dan rukun puasa. Semoga dengan memahami hal ini dapat memperbaiki ibadah kita. Readmore...

ALT_IMG

Syarat dan Rukun Puasa

Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah ta’ala. Saat ini kami akan menyajikan ke tengah-tengah pembaca mengenai syarat dan rukun puasa. Semoga dengan memahami hal ini dapat memperbaiki ibadah kita. Readmore...

Sabtu, 11 Agustus 2012

Akhir Ramadhan Antara Masjid dan Pasar

0 komentar
Tempat yang paling disukai Allah di dunia adalah masjid dan tempat yang paling Dia benci adalah pasar. Ini dijelaskan dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjid dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasar.” (HR. Muslim)

Masjid menjadi tempat yang paling dicintai Allah Ta’ala karena ditempat itulah kebanyakan manusia menyembah-Nya, sujud kepada-Nya, menyebut nama-Nya, membaca Kalam-Nya (al-Qur’an), mengajarkan agama-Nya. Masjid adalah tempat terkumpulnya berbagai bentuk peribadatan kepada Allah Azza wa Jalla.

Lalu kenapa pasar menjadi tempat yang paling dibenci Allah? Mengomentari hadits tersebut Imam Nawawi berkata “karena pasar adalah tempat penipuan, kebohongan, riba, sumpah palsu, ingkar janji dan berpaling dari dzikrullah (mengingat Allah) dan lain sebagainya.”

Pasar adalah tempat yang melalaikan. Dimana kebanyakan manusia lupa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, lupa dengan akhirat dikarenakan mengurusi dunia. Dapat kita lihat ketika adzan berkumandang berapa dari mereka yang segera memenuhi panggilan Allah tersebut? Bahkan suara Adzan kadang ditelan oleh hiruk pikuknya suara orang-orang di pasar. Maka tak heran jika seseorang yang masuk pasar dan terlena di dalamnya bisa melewatkan beberapa waktu shalat.

Sekarang ini kita dapati pasar juga sudah menjadi tempat tabarruj (pengumbaran aurat-aurat) wanita. Itu terjadi baik di pasar tradisional terlebih pasar-pasar modern yang bernama mall. Wanita dengan celana pendek tidak canggung-canggung lagi berjalan di tengah pelototan orang-orang yang sengaja melihat ataupun mata-mata yang mungkin tak sengaja melihatnya. Sehingga ketika ada orang beralasan untuk jalan-jalan di pasar hanya untuk cuci mata maka pada dasarnya untuk mengotori mata dan hatinya.

Salman al-Farisi berkata, “Jika engkau bisa, jangan sekali-kali menjadi orang yang pertama kali masuk pasar dan paling akhir keluar darinya. Karena di situlah medan pertempuran dengan setan, dan di sana setan menancapkan benderanya.” (atsar riwayat Muslim)

Allah Subhanahu wa Ta’ala membenci pasar, maka sudah sepantasnyalah seorang mukmin juga membencinya, dia membenci apa yang dibenci Rabbnya.

Hal ini bukan berarti kita dilarang total untuk pergi ke pasar, namun kita diingatkan agar senantiasa ingat kepada Allah dimanapun kita berada meskipun di tempat-tempat kelalaian seperti di pasar. Tidaklah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu keluar menuju pasar, lalu melewati para pandai besi dan melihat apa yang mereka keluarkan dari kobaran api, kecuali air mata mengalir deras dari kedua matanya. Ketika Al Hasan bin Shalih masuk ke pasar, serta melihat orang yang menjahit dan ada yang membuat sesuatu, maka ia berkata, “Lihatlah, mereka terus bekerja hingga kematian datang menjemput mereka.”

Seorang muslim dan muslimah hendaknya tidak merasa senang untuk terus berada di dalam pasar, tidak merasa betah dan kerasan ketika berada di dalamnya dan tidak mendatanginya kecuali karena ada keperluan dan hajat yang mengharuskan untuk ke sana, apalagi pasar-pasar modern (mall) yang ada saat ini.


Masjid bagi orang beriman

Masjid adalah tempat yang paling dicintai oleh Allah maka seorang mukmin juga akan mencintai masjid, Ia mencintai apa yang dicintai oleh Rabbnya. Hatinya dia tautkan di masjid-masjid Allah. Ia akan gelisah jika ketinggalan shalat berjama’ah di masjid.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya):

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah: 18)

Memakmurkan masjid menjadi ciri dan hak bagi orang beriman. Mereka adalah orang-orang pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Adapun makna “memakmurkan masjid” ini adalah membangun dan mendirikan masjid, mengisi dan menghidupkannya dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah Ta’ala, menghormati dan memeliharanya dengan cara membersihkannya dari kotoran-kotoran dan sampah serta memberinya wewangian.

Dengan kata lain semua bentuk ketaatan apapun yang dilakukan di dalam masjid atau terkait dengan masjid maka hal itu termasuk bentuk memakmurkannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengabarkan kabar gembira kepada orang yang terpaut hatinya pada masjid,

“Tujuh golongan yang Allah akan menaungi mereka pada suatu hari (hari kiamat) yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; (diantaranya) Seorang penguasa yang adil, pemuda yang dibesarkan dalam ketaatan kepada Rabbnya, seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, ….” (Muttafaqun 'alaihi)

Ada perkataan ulama yang menyebutkan “orang yang beriman, yang imannya sejati dia di masjid bagaikan ikan di air, namun sebaliknya orang yang munafiq, yang lidahnya saja mengaku beriman tapi di batinnya tidak, berada di masjid bagaikan burung di dalam sangkar”. Sekalipun sangkarnya dari emas, makanannya cukup, minumannya cukup tapi burung itu selalu mencari celah-celah di mana ia bisa keluar.

Orang beriman betah berada di dalam masjid. Hatinya tenang berada di dalam masjid. Ketika ada persoalan yang menghimpitnya, maka masjid adalah tempat pelariannya. Di rumah Allah itulah dia mengadukan persoalannya kepada Allah Azza wa Jalla.

Tidak sebagaimana orang-orang fasik ketika ditimpa masalah, mereka malah pergi ke tempat maksiat, bersenang-senang dengan kemaksiatan hanya untuk melupakan masalahnya sesaat. Wallahu musta’an.


Fenomena akhir Ramadhan

Pembaca yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Setiap tahun kita dihadapkan pada sebuah fenomena yang memiriskan. Ketika pertengahan Ramadhan telah berlalu, masjid-masjid yang dulunya ramai kini mulai ditinggalkan. Semakin Ramadhan akan berakhir, maka masjid semakin sepi. Jama’ah masjid yang dulunya mungkin 10 shaf sekarang tinggal 4 shaf saja. Dimana yang 6 shaf? Ternyata orang-orang yang biasa mengisi 6 shaf itu kini sebagian besar menjejali pasar-pasar. Mereka berpindah dari tempat yang paling dicintai oleh Allah ke tempat yang paling dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pasar-pasar menjadi sesak. Jam-jam pasar pun semakin panjang. Bahkan ada supermarket yang memasang pengumuman besar-besar bahwa menjelang Idul Fitri mereka buka lebih pagi sampai larut malam! Selain itu mereka membuat pengunjung untuk betah dan “gila belanja” dengan iming-iming diskon.


Menggapai Lailatul Qadr

Dalam bulan Ramadhan ada sebuah malam yang nilainya lebih baik dari pada 1000 bulan (83 tahun lebih). Sebagaimana yang Allah Firmankan dalam al-Qur’an surah al-Qadr (yang artinya):

“…lailatul qadr itu lebih baik daripada seribu bulan…” (QS. al-Qadr : 3)

Ketika ada orang yang beribadah pada malam itu, maka sama seperti ia beribadah lebih dari 83 tahun. Maka celakalah orang yang bermaksiat pada malam tersebut dan rugilah orang yang menyia-nyiakannya dengan melakukan hal yang tidak bermanfaat.

Umur Nabi Adam ‘alaihi salam berusia 1000 tahun. Nabi Nuh ‘alaihi salam berusia 950 tahun. Jadi, rata-rata umat Nabi terdahulu itu memiliki usia yang panjang seperti usia Nabinya, sehingga kesempatan untuk berbuat baik/jahat itu leluasa sekali. Jika dibanding dengan umur umat terdahulu maka umur umat Rasulullah lebih pendek, berkisar 60-70 tahun.

“Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun, hanya sedikit dari mereka yang usianya lebih dari itu.” (HR. Tirmidzi)

Namun demikian umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa menyamai kebaikan umat-umat terdahulu dengan keutamaan yang diberikan Allah kepada kita yakni lailatul qadr.

Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa nilai ibadah pada malam itu 1000 bulan sama dengan 83 tahun lebih. Misalnya orang yang sudah meraih 10 kali Lailatul qadar, maka nilai ibadahnya melebihi ibadah seseorang selama 830 tahun terus-menerus beribadah. Subhanallah.

Selain keutamaan tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa yang beribadah kepada Allah di malam lailatul qadr maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘Alaih)

Sekali lagi ini adalah anugerah yang sangat besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat tidak patut untuk disia-siakan.


Kapan Lailatul Qadr?

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan dalam Fathul Bari 42-50 pendapat dalam penentuan lailatul qadr dan yang paling rajih bahwa dia pada malam-malam yang ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.

Dalam beberapa riwayat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita untuk mencari lailatul qadr pada 10 malam terakhir Ramadhan, lebih spesifik lagi pada malam-malam ganjil,

“Carilah malam lailatul qadr pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lain,

“Carilah lailatul qadr pada sepuluh malam yang terakhir pada malam 21, 23, 25 dan 27.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani).

Untuk lebih fokus menggapai keutamaan lailatul qadr ini maka Rasulullah mencontohkannya dengan beri’tikaf di masjid pada 10 hari terakhir Ramadhan. Dengan beri’tikaf di masjid seseorang memutuskan diri dari urusan-urusan dunia yang melalaikan. Seseorang lebih leluasa untuk ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan berbagai amalan ibadah yang disyariatkan-Nya. Tentu saja dengan kualitas dan kuantitas yang baik karena kita terlatih untuk meninggalkan kesenangan jasmani sehingga hati bertambah khusyu’ dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. I’tikaf di masjid memperbesar kemungkinan untuk menggapai lailatul qadr.

Kalaupun tidak bisa sepenuhnya I’tikaf di masjid karena tuntutan pekerjaan kita dalam mencari nafkah pada siang harinya, namun jangan juga kita tinggalkan sepenuhnya. Sebagaimana kaidah yang mengatakan, “Jika tidak bisa mendapatkan semuanya, jangan meninggalkan semuanya.” Minimal kita hidupkan malam-malamnya dengan shalat lail, tadarrus al-Qur’an, dzikir, berdoa ataupun ibadah lainnya di masjid.


Ramadhan terakhir

Jika pada malam-malam sebelumnya kita telah sungguh-sungguh dalam qiyamullail (shalat tarwih), tadarrus al-Qur’an dan ibadah lainnya, maka di 10 malam ini kesungguhan itu lebih dituntut lagi. Semangat beribadah harus lebih ditingkatkan lagi. Jika diibaratkan pelari yang hampir mendekati garis finish maka inilah saat-saat untuk lebih memacu diri. Bukan malah mengendorkan semangat dan mengisi waktu dengan hal yang tidak bermanfaat.

Anggap saja ini Ramadhan terakhir buat kita. Di tahun depan kesempatan ini belum tentu berulang lagi. Jika demikian kesempatan untuk beribadah setara 83 tahun lebih mungkin hanya kali ini saja! Wallahu musta’an.[]

(Zainal Lamu)
Continue reading →
Kamis, 26 Juli 2012

Boleh Jadi Ini Ramadhan Terakhir Kita

0 komentar

     Boleh      Jadi     INi
  raMadhan         
        Ter
akhir   Kita



Tak dapat dipungkiri, jika seseorang mengunjungi suatu tempat atau bertemu seseorang dan merasa bahwa ia takkan bertemu lagi dengan orang itu atau tidak kembali ke tempat itu, maka ia akan bersemangat memanfaatkan keberadaannya di tempat itu. Ia akan memaksimalkan pertemuan tersebut, tidak menyia-nyiakan momen yang belum tentu akan kembali tersebut.

Oleh sebab ini, ketika para sahabat mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menyampaikan nasihat yang menyentuh, yang menggetarkan hati, membuat mata-mata mereka menangis, mereka merasa bahwa seakan-akan itu adalah nasihat terakhir. Oleh karena ini, mereka meminta wasiat kepada Rasulullah. Nampaknya ini adalah nasihat perpisahan, berwasiatlah kepada kami, Pinta salah seorang dari mereka. Saat itu mereka benar-benar merasakan suasana perpisahan yang momennya tidak akan terulang.

Semakna dengan ini, ketika Nabi menunaikan haji wada’ (perpisahan) dan beliau merasa, beliau tidak akan berjumpa lagi dengan umatnya dalam forum yang sama di dunia ini. Maka beliau merangkum wejangan beliau dalam beberapa kalimat yang merupakan intisari dari rangkuman semua isi da’wah beliau. Bahkan beliau dengan terus terang mengatakan, Boleh jadi saya tidak akan bertemu dengan kalian setelah hari ini. Hal ini menunjukkan, bahwa perasaan akan berpisah melahirkan spirit dan semangat yang luar biasa yang kadang tidak terasa pada kesempatan yang biasa.

Dari sinilah kita, memahami rahasia ucapan Nabi kepada seseorang “Jika engkau berdiri shalat, shalatlah seperti seorang yang akan berpisah”. Bayangkan jika ada seorang yang ikhlash, shalat beberapa raka’at sedang ia tahu bahwa ia kan segera meninggalkan dunia ini. Bagaimana ia akan shalat? Sudah pasti ia akan shalat dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan.

Ramadhan datang kepada kita sebagai tamu yang menjamu, dia akan memuliakan kita jika kita terlebih dahulu memuliakannya. Dia datang membawa berbagai berkah, dia mempersemabahkan kepada kita beragam keutamaan. Iya, dia adalah tamu, tetapi justru dia menjamu kita dengan 1001 macam jamuan spesial.  Tetapi boleh jadi ini adalah jamuan yang terakhir darinya.  Lalu mengapa kita tidak menghormatinya?

Namun demikian, bukan berarti kita tidak bergembira dengan kedatangannya. Bahkan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam mentabsyir (member berita gembira) para sahabat dengan kedatangan ramadhan. Beliau memberi busyro yang menumbuhkan kerinduan untuk mengecap berkahnya. Busyro yang memancarkan semangat untuk merindui rahmat yang menyertai setiap detak - detiknya. Beliau mengabarkan kepada mereka “Kalian telah didatangi oleh Ramadhan. Bulan berkah. (Pada bulan ini) Allah mewajibkan kepada kalian berpuasa, pintu-pintu jannah dibuka, pintu neraka ditutup, para setan dibelenggu, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang dihalangi dari kebaikkan malam tersebut, maka ia telah terhalangi dari kebaikkan…..” (HR Imam Ahmad dan An Nasai dishahihkan oleh Syaikh Al Baniy).

Saudaraku , , , , ,
Mari hadirkan kembali rasa akan berpisah dalam semangat ramadhan kita. Mari khususkan bulan suci ini dengan meningkatkan perhatian kita terhadap berbagai amaliyah ramadhan. Hadirkan rasa akan berpisah dengan puasa yang kita jalani.

Setiap tahun kita berpuasa ramadhan, tetapi obsesi sebagian kita sebatas menggugurkan kewajiban.Maka pada ramadhan tahun ini, hendaknya yang menjadi obsesi kita adalah meralisaskan makna puasa yang Imanan wahtisaban agar kita mendapatkan mapunan atas dosa-dosa kita yang lalu.

Setiap tahun kita mengkhatamkan Al-Qur’an berkali-kali. Maka Hendaknya pada salah satu pengkhataman kita tahun ini disertai tadabbur, perenungan terhadap makna-maknanya serta komitmen untuk mengikuti petunjuknya, menjalankan perintahnya dan meninggalkan larangannya.

Pada awal-awal bulan kita begitu antusias untuk mendapatkan shalat berjamaah bersama Imam. Maka sedapat mungkin tahun ini sepanjang bulan kita kita ketinggalan takbiratul ihram bersama Imam.

Kita menghususkan bulan ramadhan untuk memberikan keluasan kepada keluarga dan anak-anak kita dengan berbagai kebaikan duniawi yang sementara. Maka sebisa mungkin pada ramadhan kali ini kita mempesemahkan kepada mereka keluasan berupa gizi ruhiyah dan nutrisi hati, berupa buku bacaan, atau kaset ceramah atau kata-kata nasihat yang bermanfaat buat mereka.

Setiap tahun kita bersedekah, tetapi dengan maksud menolong orang-orang susah yang membutuhkan. Maka pada tahun ini, mari niyatkan sedekah kita untuk membatu diri sendiri. Kita butuh keselamatan dari neraka dengan sedekah tersebut. Kita memerlukan penghapusan dosa dengan sedekah-sedekah tersebut.
Setiap tahun kita . , . , . setiap tahun kita . , , . setiap tahun kita.. , .  Mari pada tahun ini kita melakukan lompatan yang lebih tinggi untuk mengatrol kualitas dan kuantitas ibadah kita. Jangan sampai, ini marupakan ramadhan terakhir kita.

Allaahumma Barik lanaa fiy Ramadhan,wa waffiqna ‘alaa ghtinaamihi bith Thaa ‘aat.wa a’innaa ‘alaa shiyaamihi wa qiyaamihi waj’alnaa min ‘ibaadikal Muttaqiyn. Aamiyn…..
Selamat berbulan ramadhan.
(diadaptasi secara bebas dari “Ruhushiyaam wa Ma’aaniyhi “ karya Syaikh DR ‘Abdul Azizi Musthafa Kamil)
(Tamalanrea Makassar 01/09/1432:04,45)
Al Faqiyr Ilaa ‘Afwi Rabbihi
Syamsuddin Al Munawiy








Continue reading →

Soalan dari Somalia

0 komentar
Continue reading →

Pertanyaan membuat Mufti Menangis

0 komentar


Pertanyaan yang membuat seorang Mufti Saudi menangis

Dalam sebuah acara live di salah satu saluran TV, seorang Syaikh (seorang Mufti) mendapat pertanyaan dari Somalia:

"Apakah puasa Saya diterima (sah) jika kami tidak memilki makanan untuk sahur atau iftar (berbuka)?"

Seketika Mufti itu menangis karena mendengar pertanyaan "Apakah puasa Saya sah jika kami tidak memiliki makanan untuk sahur atau iftar?" :'(

From Islamic Videos

***

Wahai saudaraku, kita masih diberikan nikmat yang sangat banyak yang tak akan pernah terhitung, masihkah kita tidak bersyukur? Wahai saudaraku yang berkelebihan harta, masihkah kalian tidak mau mengeluarkan sebagian harta kalian untuk orang-orang yang kelaparan? Banyak Muslim di sekitar kita atau di luar sedang kelaparan, sedang menderita penindasan, tak berdaya. Kita yang berkelebihan harta kelak akan ditanya kemana saja uang yang kita belanjakan?!

"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin." (Al-Ma'uun: 1-3)

"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)." (At-Takaatsur: 1-8)


Renungan untuk kita semua

(Firaas Adams/muslimpress)
Continue reading →
Selasa, 24 Juli 2012

Ceramah · Ustadz Armen Halim Naro · Bersemilah Ramadhan

1 komentar
missing_dir.jpg (108×98)
Download Ceramah
Ustadz Armen Halim Naro

Makalah Bersemilah Ramadhan 
    1.  Surat al Fatihah.mp3 Bersemilah Ramadhan 1                                                     Download
    2.  Surat al Fatihah.mp3 Bersemilah Ramadhan 2                                                     Download
    3.  Surat al Fatihah.mp3 Bersemilah Ramadhan 3                                                     Download
    4.  Surat al Fatihah.mp3 Bersemilah Ramadhan 4                                                     Download
    5.  Surat al Fatihah.mp3 Bersemilah Ramadhan 5                                                     Download
    6.  Surat al Fatihah.mp3 Bersemilah Ramadhan 6                                                     Download
    7.  Surat al Fatihah.mp3 Bersemilah Ramadhan 7                                                     Download
    8.  Surat al Fatihah.mp3 Bersemilah Ramadhan 8                                                     Download


Continue reading →

Label

Renungan (15) Serba Serbi (8) Amalan (7) Download (6) Mp3 (2) Seputar Hukum (2) Sya'ban (2) Video (2) Resep (1)